Alam tentu berubah. Semua makhluk hidup di alam akan berubah juga. Perubahan pada satu cuilan dari jaring-jaring kuliner bisa mengubah cuilan yang lain. Pada animo hujan, flora tumbuh subur, tumbuhan padipun tumbuh subur. Meningkatnya jumlah tumbuhan padi pada ekosistem sawah akan meningkatkan jumlah binatang atau konsumen yang memakan padi, contohnya tikus sawah. Peningkatan jumlah tikus sawah, akan meningkatkan jumlah salah satu binatang pemangsanya, yaitu ular sawah. Ular sawah yakni mangsa dari binatang yang lain, misal burung elang. Oleh lantaran itu, jumlah populasi burung elang pada ekosistem sawah tersebut akan meningkat dan demikian seterusnya.
Rantai kuliner sebagai cuilan jaring-jaring kuliner pada suatu ekosistem tidak akan terputus selama cuilan dari rantai kuliner tersebut tetap berperan. Rantai kuliner di sawah akan terus terbentuk selama makhluk hidup penyusunnya ada. Lalu apa yang menyebabkan jaring-jaring kuliner terputus?. bila salah satu dari penyusun rantai kuliner tersebut tidak ada lantaran banyak sekali faktor, penyusun rantai kuliner lain akan terganggu. Contoh jaring jaring kuliner di sawah; bila tidak ada padi, tikus akan kelaparan, ular sawah pun demikian, sehingga burung elang kesulitan mendapat makanan. Peran dan fungsi rantai kuliner dalam ekosistem itu akan terganggu dan merugikan apabila ular sawah yang seharusnya memangsa tikus sawah ternyata memangsa binatang lain, misal anak ayam yang dipelihara manusia.
Jika salah satu rantai kuliner terganggu, jaring-jaring kuliner akan terganggu juga. Perubahan-perubahan yang bersifat alami dan menjadi cuilan dari daur kehidupan didalam fungsi ekosistem, tidak akan memperlihatkan gangguan yang berarti. Hal itu disebabkan perubahan-perubahan tersebut berlangsun lambat. Perubahan yang tiba-tiba, bahkan yang memperlihatkan efek kerusakan cukup besar, akan mengganggu jaring-jaring makanan. Diantara perubahan-perubahan tersebut, pencemaran lingkungan dan pemanasan global memperlihatkan efek yang besar terhadap perubahan pada jaring-jaring makanan.
Ketergantungan antarmakluk hidup dan lingkungannya menjadi cuilan dari kehidupan didalam ekosistem. Tumbuhan mendapat energi dari matahari. Hewan mendapat energi dari flora atau binatang lain yang memakan tumbuhan. Tumbuhan berhijau daun bisa menciptakan kuliner sendiri. Mereka mendapat energi dari kuliner yang mereka makan. Makhluk hidup yang memakan kuliner tanpa bisa menciptakan sendiri disebut konsumen. Beberapa jenis konsumen memakan tumbuhan. Konsumen ini dinamakan herbivor. Konsumen yakni yang memakan binatang sebagai sumber energinya dinamakan karnivor. Ada juga konsumen yang memakan baik flora maupun hewan, yang dinamakan omnivor.
Energi mengalir dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lain di dalam rantai makanan. Rantai kuliner yakni korelasi yang khas antara sekelompok produsen dan konsumen. Konsumen memakan produsen. Produsen melepas energi pada konsumen. Konsumen itu kemudian menjadi mangsa yang lain. Mangsa yakni semua binatang yang diburu untuk dimakan oleh binatang lain. Dengan demikian, mangsa akan melepas energinya kepada pemangsa. Pemangsa atau predator yakni konsumen yang berburu makanan. Jadi, energi dialirkan produsen kepada konsumen di dalam rantai makanan.
Di dalam sebuah ekosistem, terdapat korelasi antara beberapa rantai kuliner yang terjadi. Satu jenis binatang sanggup terlibat dalam beberapa rantai makanan, demikian juga dengan produsen. Kumpulan dari beberapa rantai kuliner di dalam sebuah ekosistem disebut dengan jaring-jaring kuliner . Ini meliputi pengertian bahwa jaring-jaring kuliner yakni jumlah binatang yang terlibat makin banyak dan energi yang mengalir juga makin kompleks. Apabila persoalan dari faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi jaring-jaring makanan?. Tentu pada diagram jaring jaring makanan, dimungkinkan terjadi persaingan antarmakhluk hidup, baik pada rantai makanan, maupun jaring-jaring makanan. Setiap komponen yang ada dalam jaring-jaring kuliner saling memengaruhi satu dengan lainnya.
Dari artikel diatas sanggup simpulkan bahwa terdapat penyebab dan akhir perubahan terhadap keberlangsungan hidup komponen ekosistem didalam sebuah jaring-jaring makanan. Banyak perubahan yang memungkinkan terjadi pada makhluk hidup yang ada pada jaring-jaring makanan. Ini juga menjelaskan bagaimana perubahan tersebut terhadap keberlangsungan jaring-jaring makanan.
Perubahan di alam seringkali memang tidak terelakkan. Kemampuan setiap komponen dalam fungsi ekosistem untuk mengikuti keadaan sangat diharapkan semoga sanggup bertahan hidup. Manusia sebagai makhluk hidup yang paling beradab memegang peranan penting terhadap perubahan ekosistem tersebut. Manusia hampir selalu sanggup berinteraksi dengan semua komponen ekosistem sejak dulu. Kemampuan berinteraksi ini dibuktikan dengan adanya banyak sekali ragam seni yang melibatkan alam sebagai sumber inspirasi. Salah satunya yakni seni tari.
Apabila kau pernah melihat Tari Merak yakni salah satu pola tari yang menceritakan ihwal gerak-gerik dan sikap burung merak jantan yang memainkan bulunya untuk memikat merak betina. Keindahan bulu-bulu dan gerak laris binatang ini menjadi sumber pandangan gres dalam Tari Merak yang berasal dari Jawa Barat.
Gambar: Jaring Jaring Makanan |
Rantai kuliner sebagai cuilan jaring-jaring kuliner pada suatu ekosistem tidak akan terputus selama cuilan dari rantai kuliner tersebut tetap berperan. Rantai kuliner di sawah akan terus terbentuk selama makhluk hidup penyusunnya ada. Lalu apa yang menyebabkan jaring-jaring kuliner terputus?. bila salah satu dari penyusun rantai kuliner tersebut tidak ada lantaran banyak sekali faktor, penyusun rantai kuliner lain akan terganggu. Contoh jaring jaring kuliner di sawah; bila tidak ada padi, tikus akan kelaparan, ular sawah pun demikian, sehingga burung elang kesulitan mendapat makanan. Peran dan fungsi rantai kuliner dalam ekosistem itu akan terganggu dan merugikan apabila ular sawah yang seharusnya memangsa tikus sawah ternyata memangsa binatang lain, misal anak ayam yang dipelihara manusia.
Gambar: Rantai Makanan |
Jika salah satu rantai kuliner terganggu, jaring-jaring kuliner akan terganggu juga. Perubahan-perubahan yang bersifat alami dan menjadi cuilan dari daur kehidupan didalam fungsi ekosistem, tidak akan memperlihatkan gangguan yang berarti. Hal itu disebabkan perubahan-perubahan tersebut berlangsun lambat. Perubahan yang tiba-tiba, bahkan yang memperlihatkan efek kerusakan cukup besar, akan mengganggu jaring-jaring makanan. Diantara perubahan-perubahan tersebut, pencemaran lingkungan dan pemanasan global memperlihatkan efek yang besar terhadap perubahan pada jaring-jaring makanan.
Apa Perbedaan Antara Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan?
Gambar: Perbedaan jaring-jaring kuliner dengan rantai makanan |
Ketergantungan antarmakluk hidup dan lingkungannya menjadi cuilan dari kehidupan didalam ekosistem. Tumbuhan mendapat energi dari matahari. Hewan mendapat energi dari flora atau binatang lain yang memakan tumbuhan. Tumbuhan berhijau daun bisa menciptakan kuliner sendiri. Mereka mendapat energi dari kuliner yang mereka makan. Makhluk hidup yang memakan kuliner tanpa bisa menciptakan sendiri disebut konsumen. Beberapa jenis konsumen memakan tumbuhan. Konsumen ini dinamakan herbivor. Konsumen yakni yang memakan binatang sebagai sumber energinya dinamakan karnivor. Ada juga konsumen yang memakan baik flora maupun hewan, yang dinamakan omnivor.
Energi mengalir dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lain di dalam rantai makanan. Rantai kuliner yakni korelasi yang khas antara sekelompok produsen dan konsumen. Konsumen memakan produsen. Produsen melepas energi pada konsumen. Konsumen itu kemudian menjadi mangsa yang lain. Mangsa yakni semua binatang yang diburu untuk dimakan oleh binatang lain. Dengan demikian, mangsa akan melepas energinya kepada pemangsa. Pemangsa atau predator yakni konsumen yang berburu makanan. Jadi, energi dialirkan produsen kepada konsumen di dalam rantai makanan.
Di dalam sebuah ekosistem, terdapat korelasi antara beberapa rantai kuliner yang terjadi. Satu jenis binatang sanggup terlibat dalam beberapa rantai makanan, demikian juga dengan produsen. Kumpulan dari beberapa rantai kuliner di dalam sebuah ekosistem disebut dengan jaring-jaring kuliner . Ini meliputi pengertian bahwa jaring-jaring kuliner yakni jumlah binatang yang terlibat makin banyak dan energi yang mengalir juga makin kompleks. Apabila persoalan dari faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi jaring-jaring makanan?. Tentu pada diagram jaring jaring makanan, dimungkinkan terjadi persaingan antarmakhluk hidup, baik pada rantai makanan, maupun jaring-jaring makanan. Setiap komponen yang ada dalam jaring-jaring kuliner saling memengaruhi satu dengan lainnya.
Dari artikel diatas sanggup simpulkan bahwa terdapat penyebab dan akhir perubahan terhadap keberlangsungan hidup komponen ekosistem didalam sebuah jaring-jaring makanan. Banyak perubahan yang memungkinkan terjadi pada makhluk hidup yang ada pada jaring-jaring makanan. Ini juga menjelaskan bagaimana perubahan tersebut terhadap keberlangsungan jaring-jaring makanan.
Perubahan di alam seringkali memang tidak terelakkan. Kemampuan setiap komponen dalam fungsi ekosistem untuk mengikuti keadaan sangat diharapkan semoga sanggup bertahan hidup. Manusia sebagai makhluk hidup yang paling beradab memegang peranan penting terhadap perubahan ekosistem tersebut. Manusia hampir selalu sanggup berinteraksi dengan semua komponen ekosistem sejak dulu. Kemampuan berinteraksi ini dibuktikan dengan adanya banyak sekali ragam seni yang melibatkan alam sebagai sumber inspirasi. Salah satunya yakni seni tari.
Gambar: burung merak pandangan gres tari |
Apabila kau pernah melihat Tari Merak yakni salah satu pola tari yang menceritakan ihwal gerak-gerik dan sikap burung merak jantan yang memainkan bulunya untuk memikat merak betina. Keindahan bulu-bulu dan gerak laris binatang ini menjadi sumber pandangan gres dalam Tari Merak yang berasal dari Jawa Barat.