Pengertian Puisi beserta Ciri-Ciri, Jenis, Unsur Sampai Contoh Puisi - Puisi ialah karya sastra di mana ekspresi perasaan dan inspirasi diberikan intensitas dengan penggunaan gaya juga irama khas; puisi secara kolektif atau sebagai genre sastra. Ini meliputi pengertian bahwa puisi ialah seni komposisi ritmis, ditulis bahkan diucapkan menurut pikiran yang indah, imajinatif, atau tinggi.
Beberapa andal modern mempunyai pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tetapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, bersumber dari segala kreativitas. Selain itu, puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa penikmatnya ke dalam keadaan hatinya. Tentu saja terdapat perbedaan perbedaan antara puisi usang dan puisi baru.
Setelah memahami apa itu puisi, mari sedikit membahas ciri-ciri, jenis, unsur dan contohnya.
Berdasarkan zamannya jenis puisi dibedakan atas puisi usang dan puisi baru.
Adapun ciri puisi lama:
Ciri-ciri Puisi Baru:
1. Struktur fisik puisi. Struktur fisik puisi terdiri dari:
Puisi Kontemporer ialah puisi yang mengutamakan permainan bunyi untuk menimbulkan kesan keindahan contohnya:
Untuk lebih lengkap pembahasan perihal pengertian puisi, ciri-ciri, jenis, unsur juga referensi Puisi silahkan kunjungi: Wikipedia: Puisi dan bahasa Indonesia Materi Puisi.
Puisi Mbeling merupakan puisi yang tidak patuh pada hukum atau kaidah penulisan puisi contohnya:
Beberapa andal modern mempunyai pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tetapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, bersumber dari segala kreativitas. Selain itu, puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa penikmatnya ke dalam keadaan hatinya. Tentu saja terdapat perbedaan perbedaan antara puisi usang dan puisi baru.
Setelah memahami apa itu puisi, mari sedikit membahas ciri-ciri, jenis, unsur dan contohnya.
Jenis-Jenis Puisi
Berdasarkan zamannya jenis puisi dibedakan atas puisi usang dan puisi baru.
1. Puisi lama
Puisi usang ialah puisi yang terikat oleh aturan. Aturan-aturan itu antara lain:- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
Adapun ciri puisi lama:
- Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
- Disampaikan lewat ekspresi ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
- Sangat terikat oleh aturan-aturan menyerupai jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
2. Puisi baru
Puisi gres bentuknya lebih bebas daripada puisi usang baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.Ciri-ciri Puisi Baru:
- Bentuknya rapi, simetris;
- Mempunyai persajakan selesai (yang teratur);
- Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
- Sebagian besar puisi empat seuntai;
- Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
- Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar): 4-5 suku kata.
Unsur Puisi
Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.1. Struktur fisik puisi. Struktur fisik puisi terdiri dari:
- Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi menyerupai halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan karakter kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
- Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi ialah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata sanggup mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
- Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang sanggup mengungkapkan pengalaman indrawi, menyerupai penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji sanggup dibagi menjadi tiga, yaitu imaji bunyi (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji sanggup menimbulkan pembaca seperti melihat, mendengar, dan mencicipi menyerupai apa yang dialami penyair.
- Kata konkret, yaitu kata yang sanggup ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berafiliasi dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata aktual “salju" melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dan lain-lain. Sedangkan kata aktual “rawa-rawa” sanggup melambangkan kawasan kotor, kawasan hidup, bumi, kehidupan, dan lain-lain.
- Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang sanggup menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menimbulkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
- Rima/Irama ialah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan selesai baris puisi. Rima mencakup:
- Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang menawarkan efek magis pada puisi Sutadji C.B.)
- Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi, dan sebagainya
- Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
2. Struktur batin puisi. Struktur batin puisi terdiri dari:
- Tema/makna (sense), media puisi ialah bahasa. Tataran bahasa ialah relasi tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
- Rasa (feeling), yaitu perilaku penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, contohnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu dilema tidak bergantung pada kemampuan penyair menentukan kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
- Nada (tone), yaitu perilaku penyair terhadap pembacanya. Nada juga berafiliasi dengan tema dan rasa. Penyair sanggup memberikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan dilema begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap terbelakang dan rendah pembaca, dan lain-lain.
- Amanat/tujuan/maksud (intention), yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
Macam-macam Puisi
Puisi diafan atau transparan ialah puisi yang gampang di pahami lantaran isinya sudah terang dari kata-kata yang dipergunakan contoh:
Karangan bunga tiga anak kecil
dalam langkah malu-malu
tiba ke salemba
sore ituini dari kami bertiga
pita hitam pada karangan bunga
lantaran kami ikut berduka
bagi abang ditembak mati
siang tadi
Puisi Kontemporer ialah puisi yang mengutamakan permainan bunyi untuk menimbulkan kesan keindahan contohnya:
Duka?
murung itu anu
murung bunga murung danau murung duri murung hati
dukaku murung siapa dukamu murung siapa duka
murung duki
dukaku dukamu murung diri murung hati dari sipi
Untuk lebih lengkap pembahasan perihal pengertian puisi, ciri-ciri, jenis, unsur juga referensi Puisi silahkan kunjungi: Wikipedia: Puisi dan bahasa Indonesia Materi Puisi.
Puisi Mbeling merupakan puisi yang tidak patuh pada hukum atau kaidah penulisan puisi contohnya:
Teka-teki
saya ada dalam puisi
saya ada dalam cerpen
saya ada dalam kritik
siapakah saya
saya ialah Saif