Indonesia yakni negara yang kaya akan sumber daya alam. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa. Hal inilah yang menciptakan banyak bangsa dari penjuru dunia tiba ke Indonesia untuk mencari materi rempah-rempah. Mereka yang tiba ke Indonesia sebagian besar para pelaut dan pedagang dari negara-negara Eropa. Para pedagang tersebut awalnya hanya berniat berdagang saja dengan penduduk Indonesia, begitu mengetahui kekayaan alam Indonesia, mereka berubah niat ingin menguasai Indonesia.
Tahun 1598 untuk kedua kalinya Belanda tiba di Banten. Armada ini dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Van Warwijck. Sikap mereka lebih ramah daripada sebelumnya sehingga kedatangan mereka ini disambut dengan baik. Dan sebab sudah bersikap ramah, orang Indonesia mengizinkan mereka berdagang. Orang Belanda semakin banyak yang tiba ke Indonesia. Pelayaran bangsa Belanda yang kedua ini berhasil mendapat hasil yang sangat memuaskan. Mereka pulang ke negeri Belanda dengan kapal-kapal yang dipenuhi rempah-rempah.
Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu Perkumpulan Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang disingkat VOC. Tujuan utama didirikannya VOC yakni untuk memenangkan persaingan dagang dan mendapat laba yang sebesar-besarnya. Pimpinan VOC disebut gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama yakni Pieter Both.
Untuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia, pemerintah Belanda memperlihatkan hak istimewa (hak Octrooi) kepada VOC.
Berikut ini yang menjadi hak-hak istimewa VOC:
- hak untuk memonopoli perdagangan
- hak untuk memungut pajak
- hak untuk mempunyai tentara sendiri
- hak untuk menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan kerajaan di tempat yang dikuasainya
- hak untuk mencetak dan mengeluarkan uang sendiri
- hak untuk mengumumkan perang dengan negara lain
- hak untuk mengadakan pemerintahan sendiri
Setelah berhasil mendirikan organisasi VOC, kelompok pedagang Belanda menjadi semakin tertarik untuk menguasai daerah-daerah nusantara. Awalnya, kegiatan VOC hanya berdagang saja. Akan tetapi, lama-lama VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud tersebut, VOC membentuk tentara pasukan, mencetak uang sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja setempat.
Di Maluku VOC melaksanakan acara Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku semoga tidak menjual rempah-rempah kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC juga memerintahkan penebangan pohon rempah-rempah milik rakyat. VOC memperlihatkan eksekusi berat kepada rakyat yang melanggar hukum monopoli.
Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai VOC yakni Ambon, Jayakarta, dan Banda. Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen. Ia pun mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Coen lalu membangun kota Batavia dengan gaya Belanda. Kantor VOC yang awalnya ada di Ambon dipindahkan ke Batavia.
VOC yang melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah. Artinya rempah-rempah dari rakyat Indonesia hanya boleh dijual kepada VOC dengan harga yang sangat murah. Tindakan ini sangat merugikan rakyat Indonesia. Monopoli perdagangan VOC dilakukan dengan cara kekerasan terhadap penduduk yang berasal dari tempat penghasil rempah-rempah di Indonesia.
Selain itu, mereka juga melarang dan mengancam orang-orang bukan Belanda apabila ingin berdagang dengan para penduduk lokal dari tempat penghasil rempah-rempah. Misalnya saja ketika para penduduk Banda mencoba menjual biji pala kepada orang Inggris, Belanda menyerang dan membunuh semua penduduk Banda tersebut.
Akhirnya, Belanda memutuskan untuk mengisi tempat Banda dengan budak-budak dan pekerja-pekerja lain untuk menghasilkan biji pala. Karena ulah VOC tersebut, mereka harus menghadapi persoalan politik dan berperang dengan para pemimpin di tempat Banten dan Mataram.
Penyebab kebangkrutan VOC
1. Banyak pejabat VOC melaksanakan korupsi dan hidup mewah.
2. VOC harus menanggung biaya perang yang sangat besar.
3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
4. Para pegawai VOC melaksanakan perdagangan gelap.
5. Hutang VOC yang semakin menumpuk.
Pada Tanggal 31 Desember 1799, alhasil VOC resmi dibubarkan oleh pemerintah Belanda. Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan pribadi oleh pihak pemerintah Kerajaan Belanda. Semua hutang VOC ditanggung oleh Kerajaan Belanda. Sejak ketika itulah, Indonesia diperintah langsung oleh pemerintah Belanda. Pemerintahan Kerajaan Belanda atas wilayah Indonesia ini berlangsung hingga tahun 1942. Pemerintah Belanda di Indonesia dinamakan Pemerintahan Hindia Belanda.
Demikianlah uraian singkat wacana Sejarah Kedatangan Belanda di Indonesia dan Pembentukan VOC. Semoga bermanfaat.
Penjajahan Belanda di Indonesia
Indonesia pernah mengalami masa penjajahan yang dilakukan oleh beberapa negara absurd menyerupai Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Jepang. Namun, Belanda yakni penjajah yang paling usang berkuasa di Indonesia. Mereka menjajah Indonesia selama sekitar 350 tahun.Awal Kedatangan Bangsa Belanda
Bangsa Belanda tiba pertama kali ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596. Mereka mendarat di pelabuhan Banten sehabis berlayar di lautan selama 14 bulan. Armada Belanda ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Semula kedatangan mereka ini disambut baik oleh penduduk Banten. Tetapi, lama-lama Belanda memperlihatkan perilaku yang serakah, kasar, dan sombong. Mereka memaksa rakyat Banten untuk menyediakan lada dan tidak mau membayarnya. Hal inilah yang mengakibatkan rakyat Banten mengusirnya.
Akhirnya dengan terpaksa Belanda harus menyingkir dari Banten. Orang-orang Belanda lalu berlayar ke Bali. Namun armada Belanda di Bali tidak mendapat sambutan dengan baik. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Eropa dengan tangan hampa serta menanggung kerugian yang sangat besar.
Cornelis de Houtman |
Pembentukan VOC
Terbukanya jalur perdagangan di Indonesia mengakibatkan munculnya persaingan diantara para pedagang, baik dengan Belanda sendiri maupun dengan pedagang Eropa lainnya. Mereka bersaing untuk membeli rempah-rempah sebanyak-banyaknya dari indonesia.Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu Perkumpulan Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang disingkat VOC. Tujuan utama didirikannya VOC yakni untuk memenangkan persaingan dagang dan mendapat laba yang sebesar-besarnya. Pimpinan VOC disebut gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama yakni Pieter Both.
Pieter Both |
Berikut ini yang menjadi hak-hak istimewa VOC:
- hak untuk memonopoli perdagangan
- hak untuk memungut pajak
- hak untuk mempunyai tentara sendiri
- hak untuk menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan kerajaan di tempat yang dikuasainya
- hak untuk mencetak dan mengeluarkan uang sendiri
- hak untuk mengumumkan perang dengan negara lain
- hak untuk mengadakan pemerintahan sendiri
Setelah berhasil mendirikan organisasi VOC, kelompok pedagang Belanda menjadi semakin tertarik untuk menguasai daerah-daerah nusantara. Awalnya, kegiatan VOC hanya berdagang saja. Akan tetapi, lama-lama VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud tersebut, VOC membentuk tentara pasukan, mencetak uang sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja setempat.
Di Maluku VOC melaksanakan acara Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku semoga tidak menjual rempah-rempah kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC juga memerintahkan penebangan pohon rempah-rempah milik rakyat. VOC memperlihatkan eksekusi berat kepada rakyat yang melanggar hukum monopoli.
Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai VOC yakni Ambon, Jayakarta, dan Banda. Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen. Ia pun mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Coen lalu membangun kota Batavia dengan gaya Belanda. Kantor VOC yang awalnya ada di Ambon dipindahkan ke Batavia.
Jan Pieterszoon Coen |
Selain itu, mereka juga melarang dan mengancam orang-orang bukan Belanda apabila ingin berdagang dengan para penduduk lokal dari tempat penghasil rempah-rempah. Misalnya saja ketika para penduduk Banda mencoba menjual biji pala kepada orang Inggris, Belanda menyerang dan membunuh semua penduduk Banda tersebut.
Akhirnya, Belanda memutuskan untuk mengisi tempat Banda dengan budak-budak dan pekerja-pekerja lain untuk menghasilkan biji pala. Karena ulah VOC tersebut, mereka harus menghadapi persoalan politik dan berperang dengan para pemimpin di tempat Banten dan Mataram.
Pembubaran VOC
Pada awal masa ke-18, keadaan mulai berubah. Perdagangan rempah-rempah tidak lagi banyak menguntungkan. Indonesia tidak lagi menjadi satu-satunya penghasil cengkih, lada, dan pala sebab negara-negara pedagang rempah-rempah menjadi berkurang. Setelah hampir 200 tahuh berkuasa di Indonesia, VOC mengalami kebangkrutan.Penyebab kebangkrutan VOC
1. Banyak pejabat VOC melaksanakan korupsi dan hidup mewah.
2. VOC harus menanggung biaya perang yang sangat besar.
3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
4. Para pegawai VOC melaksanakan perdagangan gelap.
5. Hutang VOC yang semakin menumpuk.
Pada Tanggal 31 Desember 1799, alhasil VOC resmi dibubarkan oleh pemerintah Belanda. Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan pribadi oleh pihak pemerintah Kerajaan Belanda. Semua hutang VOC ditanggung oleh Kerajaan Belanda. Sejak ketika itulah, Indonesia diperintah langsung oleh pemerintah Belanda. Pemerintahan Kerajaan Belanda atas wilayah Indonesia ini berlangsung hingga tahun 1942. Pemerintah Belanda di Indonesia dinamakan Pemerintahan Hindia Belanda.
Demikianlah uraian singkat wacana Sejarah Kedatangan Belanda di Indonesia dan Pembentukan VOC. Semoga bermanfaat.